Mengukur tekanan darah merupakan suatu langkah yang sangat penting dilakukan oleh seorang perawat kepada seorang pasienya.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keadaan penyakit yang diderita oleh pasien dan ini merupakan salah satu syarat dalam mendiagnosa penyakit pasien.
Dalam buku “Keperawatan Medikal Bedah” Edisi B yang ditulis oleh Brunner dan Suddart menyebutkan klasifikasi tekanan darah orang dewasa adalah sebagai berikut :
Tekanan darah sistolik yaitu tekanan pada pembuluh nadi ketika jantung berkontraksi (mengembang).
- Normal : 120/80 mmHg
- Normal tinggi : 120-139/80-89 mmHg
- Hipertensi :
- Hipertensi Stadium 1 (ringan) : 140-159/90-99 mmHg
- Hipertensi Stadium 2 (sedang) : 160-179/100-109 mmHg
- Hipertensi Stadium 3 (berat) : 180-209/110-119 mmHg
- Hipertensi Stadium 4 (sangat berat) : 210/120 mmHg
Klasifakasi tersebut bisa menjadi sebuah patokan bagi perawat dalam mengukur tekanan darah seorang pasien dengan benar. Klasifikasi tekanan darah untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis. Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik (TDD) < 80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cenderung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi, dan semua pasien pada kategori ini harus diberi terapi obat.
Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg; dikategotikan sebagai hipertensi emergensi atau hipertensi urgensi. Pada hipertensi emergensi tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera (dalam hitungan menit – jam) untuk mencegah kerusakan organ target lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic aneurysm, angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat selama kehamilan.
Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah diturunkan dengan obat anti hipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beberap hari.
DAMPAK HIPERTENSI
Apabila menyerang
Otak : Dapat menyebabkan stroke
Mata : Dapat menyebabkan kelainan retina, yang dapat menimbulkan kebutaan
Jantung : Menyebabkan penyakit jantung koroner, gagal jantung,dll
Ginjal : Menyebabkan penyakit ginjal kronik, akhirnya gagal ginjal (Cuci Darah)
FAKTOR PEMICU HIPERTENSI
1. Kebiasaan Merokok.
2. Stres
3. Obesitas (kegemukan)
4. Kebiasaan mengonsumsi yang mengandung alkohol
Ingin sehat??? Minumlah Blesstea….. (Teh Barokah Keluarga Indonesia)
Info lebih lanjut hubungi : 085324741883 / 087827630602
E-Mail :djie837@gmail.com
No comments:
Post a Comment